PERUBAHAN IKLIM SEDANG MENGANCAM, APA YANG BISA KITA LAKUKAN SEBELUM TERLAMBAT?
Tayang: Sabtu, 18 Januari 2025 11:00 WIB

Sumber Gambar: www.kompasiana.com
Perubahan iklim bukan lagi sekadar isu lingkungan; ini adalah tantangan global yang memengaruhi ekosistem, keberagaman hayati, dan kesejahteraan manusia. Dampak yang ditimbulkan begitu luas, mulai dari ancaman terhadap komunitas pesisir hingga risiko kepunahan spesies yang dapat menciptakan “lingkaran kehancuran ekologis” atau ecological doom-loops.
Pemanasan Global dan Dampaknya pada Ekosistem
Laporan dari The Guardian dan The Conversation menunjukkan bahwa kehilangan keanekaragaman hayati dan runtuhnya ekosistem menjadi ancaman nyata akibat perubahan iklim. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kenaikan suhu global hingga ambang tertentu dapat memicu kepunahan massal seperti yang terjadi dalam sejarah Bumi (Song et al., 2021).
Keanekaragaman hayati, yang menjadi kunci stabilitas ekosistem, terus terancam. Menurut The Wilderness Society, kehilangan spesies secara langsung memengaruhi ketahanan pangan, air bersih, dan kesehatan manusia. Satu spesies yang punah dapat memicu keruntuhan rantai ekologi, fenomena yang disebut “extinction breeds extinctions” (Irfan, 2020).
Indonesia dan Ancaman Tenggelamnya Pesisir
Sebagai negara kepulauan, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Laporan dari BBC Indonesia (Amindoni, 2020) menyebutkan bahwa lebih dari 20 juta jiwa di wilayah pesisir terancam kehilangan tempat tinggal akibat kenaikan permukaan laut. Selain itu, peningkatan suhu laut berdampak pada sektor perikanan, yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat pesisir (Lumban-Gaol et al., 2012).
Dampak pada Kesehatan dan Risiko Penyakit Menular
Perubahan iklim juga meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular. Penelitian yang dipublikasikan di Nature (Mahon et al., 2024) menunjukkan bahwa kenaikan suhu dan perubahan pola cuaca dapat menciptakan kondisi yang ideal bagi patogen tertentu untuk berkembang. Contoh nyata adalah penyakit seperti malaria dan demam berdarah, yang kasusnya meningkat di wilayah tropis seperti Indonesia.
Solusi dan Tindakan Kolektif
- Restorasi Ekosistem
Kesuksesan Costa Rica dalam menggandakan luas hutan hujan dalam satu generasi (World Economic Forum, 2021) menjadi bukti bahwa tindakan kolektif mampu membalikkan dampak perubahan iklim.
2. Penerapan Pertanian Berkelanjutan
Mengadopsi praktik pertanian yang ramah lingkungan dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca (Sustainable Agriculture Research & Education Program, 2023).
3. Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Menurut IUCN Red List, perlindungan spesies terancam punah harus menjadi prioritas global untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
4. Kerja Sama Internasional
Keberhasilan Protokol Montreal sebagai perjanjian lingkungan global menunjukkan pentingnya kerja sama antarnegara dalam mengatasi tantangan iklim (National Oceanic and Atmospheric Administration, 2023).
Perubahan iklim adalah realitas yang tidak bisa dihindari, tetapi dampaknya dapat diminimalkan melalui tindakan kolektif yang nyata. Perlindungan lingkungan, inovasi teknologi, dan kebijakan berkelanjutan adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan hidup generasi mendatang. Saatnya kita berkontribusi dan menjadikan planet ini tempat yang lebih baik untuk semua makhluk hidup.
(Fillah Norgiawan Kusuma – Kreatif)