Media Sosial, Sahabat atau Musuh Kesehatan Mental?

Sumber Gambar: Pinterest

Media sosial telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari, memperluas jaringan sosial dan memberikan platform untuk berbagi pengalaman. Namun seiring dengan perkembangannya, muncul pertanyaan kritis tentang dampaknya terhadap kesehatan mental individu.

Media sosial dapat menjadi sahabat kesehatan mental dengan memberikan dukungan sosial dan meningkatkan keterhubungan antar individu. Namun, sering kali terlalu banyak eksposur terhadap media sosial yang dapat berpotensi menjadi musuh bagi kesehatan mental.

Media sosial memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga, terutama di era globalisasi ini. Melalui berbagai platform media sosial yang ada, orang dapat berbagi cerita, mencari dukungan, dan juga merayakan prestasi yang dapat meningkatkan perasaan keterhubungan dan kebahagiaan.

Di sisi lain, tekanan sosial yang dihasilkan dari perbandingan diri dengan orang lain di media sosial dapat menciptakan stres dan kecemasan. Persepsi idealis tentang kehidupan orang lain yang sering dipresentasikan dalam sebuah unggahan dapat membuat individu merasa tidak memadai atau kurang berhasil.

Media sosial sering menjadi tempat perbandingan yang tidak sehat. Individu cenderung membandingkan kehidupan mereka dengan highlight reel kehidupan orang lain yang disajikan secara selektif di platform ini. Hal ini dapat merangsang perasaan tidak percaya diri dan merugikan kesehatan mental.

Media sosial memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjadi alat yang mempengaruhi kesehatan mental individu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menemukan keseimbangan dan menggunakan media sosial dengan waktu yang tepat, serta mengantisipasi informasi yang tidak sebenarnya atau ketidakpastian yang mengancam kesehatan mental.

Sejauh mana media sosial dapat menjadi sahabat atau musuh bagi kesehatan mental, sepenuhnya tergantung pada cara kita mengelolanya. Dengan kesadaran dan pengaturan yang tepat, kita dapat menjadikan media sosial sebagai alat yang memperkaya hidup tanpa mengorbankan kesehatan mental.

(Ayasifa Nariya – Kreatif Unas TV)