ERAT DENGAN STIGMA NEGATIF, INI SEJARAH LAHIRNYA PUNK

Tayang: Sabtu, 18 Januari 2025 11:10 WIB

Sumber Gambar: Pinterest

Di Indonesia, kata “punk” seringkali memunculkan stigma negatif di tengah masyarakat. Anak-anak punk kerap dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai kelompok yang hidup di jalanan tanpa tujuan yang jelas. Penampilan mereka yang berbeda dengan rambut mohawk, jaket kulit penuh badge, dan celana ketat semakin menguatkan pandangan miring tersebut. Namun, dibalik stigma ini, punk memiliki sejarah panjang sebagai gerakan kultur dan musik yang lahir dari kritik sosial.

 

Punk atau public united not kingdom yang lahir pada tahun 1960 merupakan aliran musik yang lahir sebagai bentuk protes dan ketidaksukaan kaum kelas bawah atas dominasi musik pop, rock dan jazz yang saat itu menampilkan nada dan melodi yang sulit. Akibat ketidaksukaan tersebut, muncullah aliran pemberontak dengan skill pas-pasan dan hanya terdiri dari tiga chord yang diulang-ulang. Punk lebih memperhatikan penampilan mereka yang nyentrik dan energik serta menyindir penggunaan lirik romantis dari band rock seperti The Beatles dan Rolling Stone. 

 

Seiring berjalannya waktu, punk yang mulanya hanya berfokus pada musik mulai merambah ke tatanan sosial dan politik. Inggris pada pertengahan tahun 1970-an, mengalami krisis ekonomi yang parah akibat penerapan kenaikan pajak. Hal ini kemudian mengakibatkan maraknya kemiskinan dan kriminalitas yang tinggi serta tingkat pengangguran yang meningkat tajam, terutama di kalangan anak muda kelas pekerja. Dari situasi frustrasi dan ketidakpuasan terhadap sistem sosial inilah punk lahir sebagai bentuk perlawanan. 

Band Sex Pistols menjadi pionir gerakan ini dengan lagu-lagu yang mengkritik monarki Inggris dan ketimpangan sosial. Gaya berpakaian mereka yang “berantakan” merupakan bentuk protes terhadap budaya konsumerisme dan kemapanan. Slogan “Do It Yourself” (DIY) menjadi etos utama, mendorong anak muda untuk menciptakan musiknya sendiri tanpa bergantung pada label besar. Punk kemudian berkembang tidak hanya sebagai aliran musik, tetapi juga ideologi yang memperjuangkan kesetaraan, anti-kemapanan, dan kebebasan berekspresi. 

Di Indonesia, punk mulai masuk pada 1980-an melalui band-band seperti Marjinal dan Superman Is Dead. Meski mengadopsi gaya visual dari Barat, punk Indonesia mengembangkan identitasnya sendiri dengan mengangkat isu-isu lokal dalam lirik-lirik mereka.

Rheina Vanessa – Kreatif