Jurnalistik, Pers, dan News

Foto : https://cleanpng.com/

Jakarta Selatan, Unas TV – Seiring perkembangan zaman, Jurnalistik berhasil bertahan sebagai salah satu bidang pokok dalam hal menyampaikan informasi melalui Media Massa. Terlepas dari bagaimana perkembangan teknologi informasi maupun media massa, pembaruan informasi yang sudah menjadi kebutuhan hidup masyarakat tentunya membuat dunia Jurnalistik memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Istilah ‘Jurnalistik’, ‘Jurnalisme’, ataupun ‘Jurnalis’ tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Lalu, apa perbedaan dari masing-masing istilah tersebut? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jurnalistik merupakan bidang kajian mengenai segala hal yang berkaitan dengan kewartawanan. Sedangkan, Jurnalisme ialah kegiatan mengumpulkan informasi, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa yang nantinya akan diolah menjadi sebuah berita. Sebutan Jurnalis ditujukan untuk seseorang yang bekerja dalam bidang Jurnalistik.

Istilah ‘Jurnalistik’ muncul pada zaman Romawi Kuno masa pemerintahan Kaisar Julius Caesar, diawali dengan cara pemerintah Romawi mengumumkan sebuah kebijakan atau perintah melalui papan pengumuman yang dikenal sebagai Acta Diurna. Menurut sejarah, saat masa pemerintahannya, Julian Caesar secara rutin mengumumkan hasil sidang, kegiatan anggota senat, peristiwa sehari-hari, peraturan penting, serta informasi untuk rakyatnya setiap hari. Papan pengumuman tersebut ditempel di pusat kota yang disebut sebagai Forum Romanum agar diketahui masyarakat umum. Kaisar Julius Caesar yang dianggap sebagai pelopor dunia jurnalistik dengan gelarnya sebagai Bapak Pers Dunia menjadikan Acta Diurna sebagai produk Jurnalistik pertama di dunia.

Dunia jurnalistik tak pernah lengkang dari istilah ‘Pers’ yang juga memiliki sejarah unik. Saat ini pers dikenal sebagai lembaga komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik. Menurut sejarah istilah pers berasal dari sebutan untuk mesin cetak yang diciptakan oleh Johannes Gutenberg dengan sistem kerja sebagai mesin yang menekan (topress) atau yang saat ini akrab dengan istilah mesin press. Mesin cetak yang kala itu sangat berkaitan dengan proses penyusunan sebuah tulisan akhirnya melekat pada bidang profesi jurnalis sebagai orang-orang yang menyampaikan informasi melalui media cetak. Istilah ‘Press’ kemudian diserap ke dalam bahasa indonesia menjadi ‘Pers’.

Dari waktu ke waktu, bidang jurnalistik banyak menghasilkan istilah baru. Salah satunya ialah ‘News’ atau berita yang sampai saat ini masih menjadi produk unggulan dalam kewartawanan. News berasal dari singkatan 4 arah mata angin dalam bahasa inggris, yakni N (north), E (east), W (west), dan S (South). Istilah ini diciptakan dengan maksud bahwa informasi-informasi dikumpulkan dari seluruh penjuru dunia.

Perkembangan dunia jurnalistik dari masa ke masa memberikan berbagai tantangan yang tak pernah selesai. Tantangan tersebut juga berkaitan dengan kinerja media, dalam lingkup jurnalis tantangannya ialah bagaimana informasi dapat disajikan secara lengkap, tepat, dan cepat. Seorang jurnalis diwajibkan untuk bersikap objektif agar informasi yang disajikan bersifat murni. Menyajikan informasi juga harus memiliki sudut pandang baru agar informasi yang disajikan lebih bervariatif. Seorang jurnalis tidak hanya menyampaikan informasi dari apa yang mereka lihat, informasi yang disampaikan juga harus kredibel untuk itu diperlukan eksplorasi, konfirmasi, ataupun klarifikasi sebelum informasi disampaikan ke publik.

(Renata Mifta Sadillah – Tim Kreatif Unas TV)